sejarah.....
Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban),
supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah
direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa,
karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (Al Hajj: 34).
1. Qurban Di masa Nabi Adam As.
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil)
menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan qurban, Maka
diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak
diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti
membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (qurban)
dari orang-orang yang bertakwa". (Al Maidah: 27).
Allâh memerintah Adam agar mengawinkan Qabil dengan saudara perempuan
kembar Habil yang bernama Lubuda yang tidak bagus rupa, dan mengawinkan
Habil dengan saudara perempuan kembar Qabil yang bernama Iqlima yang
cantik rupa. Pada saat itu Adam dilarang Allâh mengawinkan perempuan
kepada saudara laki-lakinya yang kembar. Namun Qabil menolak hal ini,
sementara Habil menerima. Qabil ingin kawin dengan saudara perempuan
kembarnya sendiri yang cantik rupa. Maka Adam menyuruh kedua anaknya
untuk berqurban, siapa yang diterima qurbannya, itu yang menjadi suami
bagi saudara perempuan kembar Qabil yang cantik
Kemudian kedua anak Adam itu berqurban, Habîl adalah seorang peternak
kambing dan ia berqurban denganKambing Qibas yang berwarna putih,
matanya bundar dan bertanduk mulus, dan berqurban dengan jiwa yang
bersih. DanQabil adalah tukang bercocok tanam, Ia berqurban dengan
makanan yang jelek, dan niat yang tidak baik. Maka diterima qurbannya
Habil dan tidak diterima qurbannya Qabil. Dan qurban-qurban itu
diletakkan di sebuah gunung dan tanda diterimanya qurban itu ialah
dengan datangnya api dari langit lalu membakarnya. Dan ternyata api
menyambar Kambing Qibas qurbannyaHabil, sebagai tanda diterima
qurbannya. Melihat hal demikian Qabil marah, dan membunuh saudaranya.
2. Qurban di masa Nabi Idris As.
Disunnahkan kepada kaum Nabi Idris As yang taat kepadanya antara lain;
beragama Allâh, bertauhid, ibadah kepada khaliq, membersihkan jiwa dari
siksa akhirat dengan cara beramal shalih di dunia, bersifat Zuhud, adil,
puasa pada hari yang ditentukan pada tiap bulan, berjihad, berzakat dan
sebagainya. Dan bagi kaum Idris ditetapkan hari-hari raya pada
waktu-waktu yang tertentu, serta berqurban; di antaranya saat terbenam
matahari ke ufuk dan saat melihat hilal. Mereka diperintah berqurban
antara lain dengan al-Bakhûr (dupa atau wangi-wangian), al-Dzabâih
(sembelihan), al-Rayyâhîn (tumbuhan-tumbuhan yang harum baunya), di
antaranya al-Wardu (bunga ros), dan al-hubûb biji-bijian, seperti
al-Hinthah (biji gandum), dan juga berqurban dengan al-Fawâkih
(buah-buahan), seperti al-‘Inab (buah anggur).
3. Qurban di masa Nabi Nuh As.
sesudah terjadi taufan (banjir) Nûh, Nabi Nûh As membuat tempat yang
sengaja dan tertentu untuk meletakkan qurban, yang nantinya qurban
tersebut sesudah diletakkan di tempat tadi dibakar.
4. Qurban di masa Nabi Ibrohim As.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa usia Ismail sekitar 6 atau 7
tahun. Sejak dilahirkan sampai sebesar itu Nabi Ismail senantiasa
menjadi anak kesayangan. Tiba-tiba Allah memberi ujian kepadanya,
sebagaimana firman Allah dalam surat Ash-Shaffaat: 102 :
“Maka ketika sampai (pada usia sanggup atau cukup) berusaha, Ibrahim
berkata: Hai anakku aku melihat (bermimpi) dalam tidur bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah bagaimana pendapatmu” Ia menjawab: “Hai
bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah engkau
akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.Dalam mimpinya, Ibrahim mendapat
perintah dari Allah supaya menyembelih putranya Nabi Ismail. Ketika
sampai di Mina, Ibrahim menginap dan bermimpi lagi dengan mimpi yang
sama. Demikian juga ketika di Arafah, malamnya di Mina, Ibrahim bermimpi
lagi dengan mimpi yang tidak berbeda pula. Ibrahim kemudian mengajak
putranya, Ismail, berjalan meninggalkan tempat tinggalnya, Mina. Baru
saja Ibrahim berjalan meninggalkan rumah, syaitan menggoda Siti Hajar:
“Hai Hajar! Apakah benar suamimu yang membawa parang akan menyembelih
anakmu Ismail?”. Akhirnya Siti Hajar, sambil berteriak-teriak: “Ya
Ibrahim, ya Ibrahim mau diapakan anakku?” Tapi Nabi Ibrahim tetap
melaksanakan perintah Allah SWT tersebut.
Pada
waktu Ayah Nabi, Abdullah bin Abdul Muthalib, belum dilahirkan. Abdul
Muthalib pernah bernazar kepada berhalanya, bahwa jika anaknya laki-laki
sudah ada sepuluh orang , maka salah seorang dari mereka akan dijadikan
qurban di muka berhala yang ada di sisi Ka'bah yang biasa di puja oleh
bangsawan Quraisy. Oleh sebab itu, setelah istri Abdul Muthalib
melahirkan anak laki-laki maka mereka itu genaplah sepuluh orang.
Setibanya di Jabal Qurban, sekitar 200 meter dari tempat tinggalnya.
Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih Ismail.
Rencana itu pun berubah drastis, sebagaimana difirmankan oleh Allah
dalam surat Ash-Shaffaat ayat 103-107:
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya. Dan Kami panggillah Dia:
"Hai Ibrohim, “Kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang yang berbuat baik”.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak
itu dengan seekor sembelihan yang besar “.
5. Qurban di masa Nabi Musa As.
Penyembelihan qurban berlaku hingga zaman Nabi Musa As. Nabi Musa
membagi binatang yang disediakan untuk qurban kepada dua bagian,
sebagian dilepaskan saja dan dibiarkan berkeliaran sesudah di beri tanda
yang diperlukan. Dan sebagian lagi disembelih.
6. Qurban Bani Isroil.
Ummat dulu sebelum kita, jika seorang dari mereka berqurban, orang-orang
keluar menyaksikan apakah qurban mereka itu diterima atau tidak. Jika
diterima datang api putih (Baidhâ`u) dari langit membakar apa yang
diqurbankan. Jika qurbannya tidak diterima, api itu tidak muncul. Dan
rupa api itu Lâ dukhâna lahâ wa lahâ dawiyun (api yang tidak berasap dan
berbunyi). Dan bila seorang laki-laki dari mereka (Bani Isrâ’îl)
bershadaqah, jika diterima turun api dari langit, lalu membakar apa yang
mereka sodaqohkan.
7. Qurban di masa Nabi zakaria As dan Nabi Yahya As.
Nabi Zakaria As dan Nabi Yahya As adalah di antara nabi dan rosul dari
Bani Isroil, pada keduanya ada qurban. Dan qurbannya adalah binatang dan
Amti'atun (barang-barang) lalu di bakar api.
8. Qurban Pada Bangsa Yahudi dan Nashrani
Bangsa Yahudi merupakan sebagian dari bani Isrâ’îl. Sementara Bani
Isrâ’îl adalah keturunan Nabi Ya’qub As. Nabi Ya’kub bergelar, Isrâ’îl.
Pada bangsa Yahudi terdapat qurban yang biasa mereka lakukan demikian
juga pada bangsa Nashrani. Qurban pada bangsa Yahudi dan bangsa
Nashrani, yaitu melakukan pengurbanan dengan membakar sebagai sesaji
yang bertujuan mengingat-ingat kesalahan, yaitu dengan menyembelih sapi
dan kambing jantan yang mulus, tidak cacat. Dengan menghidangkan:
tepung, minyak dan susu. Qurban karena adanya ketentraman, sebagai rasa
syukur kepada al-Rabb . Qurban pada bangsa Nashrani, antara lain:
Persembahan missa seorang Kahin berupa roti dan arak. Yang menurut
keyakinan pada mereka hakekatnya, roti dan arak yang mereka qurbankan
ditukar dengan daging dan darah al-Masih.
9. Qurban Pada Bangsa Arab Jahilliyah.
Bangsa Arab Jahiliyah juga suka berqurban. Qurban mereka dipersembahkan
untuk berhala-berhala yang mereka sembah. Qurbannya ada binatang yang
disembelih untuk berhala, dan ada binatang yang dilepas bebas
berkeliaran, juga untuk berhala.
Cara qurban Arab Jahiliyah, yaitu mereka jika menyembelih binatang
qurban, seperti unta, mereka percikan daging dan darahnya pada al-baet
(ka’bah).
Arab Jahili jika mereka menyembelih binatang, memercikan darahnya pada
permukaan ka’bah, dan memotong-motong dagingnya lalu mereka simpan di
atas batu.
Selain qurban yang disembelih, juga ada qurban Jahiliyah yang dilepas
untuk sembahan mereka, yaitu Bahîrah, sâibah, washîlah, hâm.
* Bahîrah, ialah unta betina yang telah beranak lima kali, dibebaskan,
tidak boleh di ganggu. Jika anak yang kelima jantan, mereka sembelih dan
boleh dimakan baik oleh laki-laki atau perempuan. Jika Betina dibelah
telinganya, dan hanya dapat diambil manfaatnya oleh laki-laki, tidak
boleh oleh wanita. Jika betina itu mati, halal, baik bagi laki-laki atau
wanita.
* Sâibah, yaitu unta jantan yang dilepas tidak boleh diganggu karena
dipakai nazar pada Thaugut-thaugut mereka. Orang Arab Jahiliyyah jika
mereka sakit atau sesuatu yang hilang kembali lagi, mereka jadikan unta
jantan saibah ini sebagai qurban.
* Washîlah, ialah domba betina jika melahirkan betina, mereka makan.
Jika lahir jantan dipersembahkan buat Tuhan mereka. Jika kembar, mereka
tidak menyembelih yang jantan karena buat Tuhan mereka.
* Hâm, ialah unta jantan yang telah dapat membuntingkan unta betina 10
kali, tidak boleh diganggu-gugat lagi, untuk Tuhan mereka.
Sembelihan Jahiliyyah itu terbagi tiga:
1. Untuk mendekatkan diri kepada sesuatu yang dipuja. Sembelihan untuk
maksud ini dibakar, mereka ambil kulitnya saja, dan mereka berikan
kepada Kahin (dukun).
2. Untuk meminta ampun. Untuk maksud ini, dibakar separuh, dan separuhnya lagi diberikan kepada kahin (dukun).
3. Untuk memohon keselamatan. Untuk maksud ini mereka makan.
10. Qurban Abdul Muthalib (Kakek Nabi SAW).
Abdul Muthalib bermimpi pada suatu malam ada suara yang memanggil, yang
ia tidak mengerti maknanya, yaitu, Ihfir Thayyibah!, lalu pada malam
kedua bermimpi lagi, Ihfir Barrah!, berikutnya bermimpi, Ihfir
Madhmûnah! dan malam keempat suara dalam mimpinya yaitu, Ihfir Zamzam!.
Setelah itu baru ia mengerti dan bermaksud untuk melaksanakan mimpinya
itu.
Sebelum pelaksanaan qurban itu, Abdul Muthalib mengumpulkan semua anak
laki-lakinya dan mengadakan undian. Pada saat itu undian telah jatuh
pada diri Abdullah. Padahal Abdullah itu seorang anak yang paling muda,
yang paling bagus rupanya, dan yang paling dicintainya. Tetapi apa boleh
buat, undian jatuh kepadanya, dan Abdullah menurut saja apa yang
menjadi kehendak ayahnya.
Seketika tersiar kabar di seluruh kota Mekkah, bahwa Abdul Muthalib akan
mengurbankan anaknya yang paling muda. Namun ketika itu orang-orang
quraisy menolak dan menghalanginya. Hingga mereka mendatangi seorang
al-‘Arâfat yaitu kahin di Yatsrib. Kahin Yatsrib menghukumi mereka
supaya mengundi antara Abdullah dengan unta. Bila keluar unta, maka
sembelih unta. Jika yang keluar Abdullah maka setiap kali keluar diganti
dengan 10 ekor unta. Lalu mereka kembali ke Makkah, dan melakukan
undian antara Abdullah dengan 10 ekor unta. Undian pertama keluar
Abdullah, lalu diganti dengan 10 ekor unta. Hal ini berulang sampai
undian yang kesembilan yang keluar Abdullah, baru yang kesepuluh keluar
unta. Maka Abdul Muthalib mengganti Abdullah dengan 100 ekor unta untuk
berqurban. Dan dengan demikian Abdullah urung untuk dijadikan qurban
oleh ayahnya.
Dengan adanya peristiwa itu. Maka Nabi SAW setelah beberapa tahun
lamanya menjadi rosul pernah bersabda,'Aku anak laki-laki dari dua orang
yang di sembelih "Ibnu Dzabihain"."
11. Qurban Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW melakukan qurban pada waktu Haji Wada di Mina setelah
solat Iedul Adha. Beliau menyembelih 100 ekor unta, 70 ekor di sembelih
dengan tangannya sendiri dan 30 ekor di sembelih oleh Sayyidina Ali Ra.
"Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari
syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, Maka
sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan
berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka
makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang
ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta.
Demikianlah Kami telah menundukkan unta-unta itu kepada kamu,
Mudah-mudahan kamu bersyukur." (Al Hajj:36).
Ayat ini menjelaskan binatang yang dijadikan qurban, tujuan qurban, cara
menyembelih hewan qurban, kapan memakan daging qurban, siapa yang dapat
memakan daging qurban. Binatang qurban, yaitu al-Budnu, dalam bahasa
ialah nama yang khusus bagi unta. Sedangkan sapi dipandang sama
menempati tempat unta dalam hukumnya karena Nabi Saw berkata, "Unta
dijadikan dalam tujuh (bentuk) dan sapi merupakan bagian dari ketujuh
bentuk itu."
sumber : wikipedia
sumber : wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar