Selasa, 08 Oktober 2013

Yakjuj Makjuj & Zulkarnain

Yakjuj Dan Makjuj telah disebutkan dalam alkitab akan dibebaskan menjelang hari akhir. Ketika masa-masa kejayaan Zulkarnaen sejarah meriwayatkan pembangunan tembok besar yang menutupi lubang (sarang) Yakjuj Dan Makjuj agar tetap berada dibawah Bumi.
Mungkin Anda bertanya, “Darimanakah asal Yakjuj Dan Makjuj?”. Penjelasan yang saya rincikan pada artikel sebelumnya ‘Peradaban Awal Dan Tertua Berada Di Kutub Utara‘, sebuah kota yang tenggelam dan kini tertutupi es, sebuah kota ataupun negara yang dahulu jauh lebih maju dari apapun yang pernah kita bayangkan, dimana kerajaan Iblis pernah berkuasa sebelum Adam diturunkan ke muka Bumi.

Kota Kelahiran Yakjuj Dan Makjuj

Beberapa bukti yang mungkin bisa mendukung pendapat ini dan bisa Anda temukan dalam buku Admiral Byrd “The Secret Diary of Admiral Richard Evelyn Byrd”. Buku ini menceritakan perjalanan byrd ke Kutub Utara pada tahun 1926. Di sini Byrd berkomunikasi dengan seorang Guru yang mengatakan;
“Hai anakku, zaman kegelapan akan datang menutupi bumi seperti selubung, tapi saya percaya bahwa beberapa ras akan hidup setelah melalui badai, di luar itu saya tidak bisa mengatakan. Kita lihat jarak dunia baru jauh beranjak dari reruntuhan ras Anda, mencari harta yang hilang dan legendaris, dan mereka berada di sini anakku,…. Kami menjaganya… “
Kota ini ditenggelamkan Allah dalam seketika menjadi lautan, wilayah yang menjadi misteri dan sempat menjadi dongeng penggemar sains fiksi. Sejak abad ke 17, cerita tentang misteri Kutub Utara mulai terdengar atau sering disebut Hollow Earth. Dimulai dari Edmond Halley tahun 1692, De Camp dan Ley (Lands Beyond), John Cleves Symmes tahun 1818, William Reed (Phantom of the Poles) tahun 1906, Lady Paget (Unseen Friend) tahun 1907, William Fairfield Warren (Paradise Found: The Cradle of the Human Race at the North Pole), dan masih banyak lagi penulis dan spritualis yang mencitrakan kehidupan di Kutub Utara.
Dan sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa kepada Allah telah diselamatkan dari azab, kebanyakan mereka dimusnahkan kedalam lautan yang tak bisa dijamah manusia. Kemudian mereka yang masih hidup bermigrasi ke daratan Siberia dan Mongolia. Ingatlah,…. bahwasannya Rasul pernah bersabda, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.
Lalu, apa sebenarnya yang ada didalam bumi? Dan mengapa beberapa orang meyakini adanya kehidupan dibawah Kutub Utara? Walaupun kota itu sudah ditenggelamkan, tetapi Iblis dan kaki tangannya lebih suka berada diwilayah itu. Ingatlah Yakjuj dan Makjuj yang akan dibebaskan dari ikatan jauh didasar Bumi, menunggu terlepas ketika hari akhir tiba. Ketika tembok Cina runtuh, maka mereka akan terbebas dimuka bumi.
Lihatlah tembok Cina yang membentengi negerinya berbatas dengan Mongolia, wilayah bersalju yang juga diyakini sebagai salah satu pintu menuju Shambala. Walaupun sebagian pendapat mengatakan bisa menemukannya di wilayah Tibet, juga dekat dengan tembok Cina. Siapakah orang-orang yang mempunyai mata bergaris? Siapakah dibalik kekejaman Kubilai Khan, raja Mongol dan tentara Tartar yang terkenal kejam?

Tembok Cina, satu-satunya tembok yang masih berdiri utuh sementara Tembok Kaukasian sudah roboh lebih dahulu. Inilah kekuasaan Allah, sebuah rahasia Nya menunggu akhir zaman, memenjarakan makhluk yang pernah hidup dikota paling maju dibawah kekuasaan Iblis, makhluk setengah Dewa jauh lebih kuat dari kekuatan manusia biasa.
Sampai tatkala ia (Zulkarnain) mencapai tempat terbitnya matahari, ia menjumpai matahari terbit di atas kaum yang tak Kami beri perlindungan dari (cahaya) matahari (Al Kahf 90)
Kehidupan yang ada didasar Bumi bukan kehidupan manusia, ingatlah bahwa Bumi merupakan alam Jin, sementara manusia diturunkan ke Bumi untuk melengkapi hukum-hukum Allah. Allah telah menciptakan beberapa golongan Jin diantaranya Banul Jan, Banul Ban, dan Ijajil adalah golongan terakhir yang berbadan dan berdarah seperti manusia. Dan ketiga golongan ini pernah membuat Bumi mengalami Kiamat 3 kali, diantaranya banjir besar Nuh dan bencana lainnya ketika Allah menenggelamkan kota terindah kedasar lautan.
Lihatlah Korea Utara, orang-orang mata bergaris yang juga merupakan garis keturunan Mongolia. Bukti arkeologi menduga bangsa Korea tua (Proto Korea) merupakan pendatang Altaik dari Siberia Tenggara (wilayah Rusia) yang datang berturut-turut di masa peralihan dari zaman neolitik (zaman batu baru) menuju zaman perunggu. Dan hanya Allah yang mengetahui kebenaran peradaban pertama manusia, asal usul Yakjuj Dan Makjuj jauh sebelum Adam.

Zulkarnain
Dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 83-98 dikatakan:

Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.” Sungguh, Kami telah menempatkannya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, maka diapun mengikuti suatu jalan. Hingga ketika dia telah sampai ketempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ suatu kaum. Kami berkata: “Wahai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka. Berkata Zulkarnain: “Adapun orang yang zalim, maka kelak kami akan menyiksanya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang baik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.” Kemudian Zulkarnain mengikuti jalan. Hingga tatkala dia sampai ke tempat terbit matahari, dia mendapati matahari itu menyinari suatu kaum yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada pada Zulkarnain. Kemudian dia mengikuti jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai diantara dua gunung, dia mendapati suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: “Hai Zulkarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat penutup/penghalang antara kami dan mereka?” Zulkarnain berkata: “Apa yang telah dianugerahkan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding/penghalang antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: “Tiuplah!” Hingga apabila dia (Zulkarnain) menjadikannya api, diapun berkata: “Berilah aku leburan tembaga agar aku tuangkan ke atasnya.” Maka mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Zulkarnain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar.”

menurut ulama
Banyak ulama yang meyakini bahwa Zulkarnain bukanlah nama orang, melainkan julukan terhadap seseorang. Zulkarnain berarti pemilik dua tanduk. Menurut M. Ismail Ibrahim, Zulkarnain adalah seorang hamba taat yang dikaruniai ilmu, hikmah, dan wibawa. Ia diberi gelar Zulkarnain (pemilik dua tanduk) karena memiliki tanduk yang diletakkan di kepala (mahkota) yang menunjukkan atau melambangkan kekuatan seperti yang dilakukan oleh raja-raja kuno dengan mahkota yang berhiaskan ukiran berupa tanduk, elang, ular.
Dalam Tafsir Al-Azhar, Prof. Dr. Hamka menyebutkan Zulkarnain sebagai gelar kebesaran dan kehormatan yang diperlambangkan oleh penguasa itu dengan memakai mahkota yang bertanduk dua. Biasanya, dua tanduk tsb dilambangkan dengan tanduk lembu liar yang terpisah ke kiri dan ke kanan, serta terbuat dari emas. Dan yang berhak memakainya hanyalah raja tersebut. Ketika seseorang memohon ampun atau menghadap kepadanya, orang tidaklah menyebut namanya, tetapi mereka menyebut mahkota yang merangkap gelar kebesarannya dengan mengatakan “Wahai Zulkarnain (wahai yang empunya dua tanduk)”.
Hingga zaman sekarang, kebiasaan tsb masih banyak digunakan oleh raja-raja besar dengan susunan katanya masing-masing, seperti Yang Dipertuan Agung, Yang Dipertuan Minangkabau, Daulat Yang Dipertuan, Yang Bersemayam di Pagaruyung, Yang Empunya Mahkota si Kula-Qamat, Yang Mempunyai Tenun Sang Seta, Yang Empunya Tabuh Pulut-Pulut, Yang Empunya Tambang Emas di Selida, dsb.
Sebagian ulama ada juga yang berpendapat bahwa Zulkarnain bukan berarti dua tanduk tetapi bermakna dua waktu (masa), yakni masa ketika ia menaklukkan negeri-negeri di bagian barat dan masa ketika ia menaklukkan negeri-negeri di bagian timur. Syeikh Imran Hosein lebih condong mengartikan Zulkarnain dengan waktu, karena menurutnya kata “qarn” dalam Al-Qur’an lebih sering menunjukkan waktu. Walau demikian, bisa jadi memang Zulkarnain maksud-Nya adalah 2 tanduk.
Sebenarnya secara etimologi kata qarn dalam bahasa Arab memiliki banyak arti, antara lain:
a)  Qarn berarti tanduk (tulang yang terdapat di bagian atas kepala hewan). Hampir sebagian besar hewan bertanduk memiliki 2 tanduk, tetapi ada juga hewan yang memiliki satu tanduk, seperti karkadan.
b)  Qarn juga berarti kepang rambut, tetapi qarn juga dapat berarti menunjukkan ciri-ciri rambut tertentu meskipun tidak dikepang.
c)   Qarn berarti juga puncak gunung tertinggi dan ujung pedang.
d)  Qarn berarti 100 tahun atau 1 abad, dan setiap 200 tahun atau 2 abad disebut qarnaani atau qarnain.
e)  Qarnail ardh berarti bagian ujung barat dan bagian ujung timur bumi.
Sebagian besar ulama juga berpandangan bahwa Zulkarnain adalah manusia biasa yang berkat kuasa Allah memiliki kemampuan luar biasa dan merupakan seorang raja yang memiliki kekuasaan yang sangat luas, yang terbentang dari Asia sampai Eropa.
Yang menjadi pertanyaan; adakah sosok raja pada masa lalu yang menguasai suatu wilayah yang terbentang dari belahan bumi bagian barat sampai belahan bumi bagian timur?
Sejarah mencatat hanya ada tiga raja pada masa lalu yang memiliki kekuasaan yang begitu luas dari barat sampai ke timur, dari Asia sampai ke Eropa, yaitu Koresh Agung [Cyrus The Great] yang merupakan pendiri Kekaisaran Persia, Darius I (Darius Agung [Darius The Great]) yang merupakan Raja Persia, dan Aleksander III (Aleksander Agung [Alexander The Great]) yang merupakan Raja Makedonia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar